Sudah lama sekali saya ingin menulis tentang hal ini, namun baru bisa kesampaian karena saya membutuhkan waktu cukup lama untuk menyusun tulisan ini agar pesannya dapat sampai dengan baik. Topik ini sangat penting buat saya pribadi dan terus terang membuat saya sedikit frustrasi, karena sepertinya sedikit sekali wanita yang mengerti hal ini. Banyak permasalahan dunia romansa yang terjadi di sekitar kita dewasa ini timbul akibat ketidak mampuan wanita untuk mengerti dan menggunakan senjata terampuh mereka. Begitu banyak perceraian, putus cinta, patah hati, penderitaan, dan jutaan air mata tumpah akibat hal ini pula. Karena itu tulisan kali ini juga saya tujukan bagi para wanita.
Di jaman modern ini, peran wanita dan pria sudah begitu banyak berubah apabila dibandingkan dengan jaman kakek-nenek atau ayah-ibu kita dulu. Sekarang ini feminisme sudah begitu mengakar kuat di masyarakat kita membuat para wanita terpaksa menjadi seperti pria. Mereka dituntut untuk bisa mandiri, mengejar karir, pendidikan, kekayaan, dan dapat melakukan semua yang bisa dilakukan pria. Dan ini membuat wanita memasang harga terlalu tinggi dan tidak realistis sehingga mereka kesulitan mendapatkan pria berkualitas.
Tapi yang paling parah dari semua pengaruh feminisme itu, ironisnya, adalah hilangnya sifat feminin para wanita. Hilangnya sifat kewanitaan para wanita. Padahal justru hal ini adalah senjata terampuh Anda untuk menaklukkan pria manapun!
Para wanita, camkan hal ini: sifat feminin wanita adalah kekuatan yang paling besar di dunia ini. Jauh lebih kuat dari sifat maskulin pria yang paling jagoan sekalipun!
Di akhir tahun 1960, seorang pria bernama Arthur Bremer bertekad untuk membunuh Presiden Amerika Serikat pada waktu itu, Richard Nixon. Ia telah merencanakan hal ini selama 3 tahun lamanya. Dan hari itu dia pergi dengan tekad luar biasa dan semangat membara untuk menunaikan tugasnya.
Di tengah-tengah kerumunan orang ramai ia berjalan dan mendekati sang Presiden. Mengambil jarak yang cukup untuk menembakkan pistolnya. Dengan penuh keyakinan dan tanpa keraguan sedikitpun, ia memasukkan tangannya ke saku jas dan memegang erat pistol. Sebentar lagi ia akan membuat sejarah..
Tapi tak disangka seseorang menabrak lengannya.
Dengan penuh kemarahan karena konsentrasinya terpecah akibat gangguan tersebut, ia menoleh dan melihat seorang wanita. Seorang ibu bertubuh kecil mungil yang berkata padanya dengan lemah lembut, “Ohh! Maaf.. saya tidak sengaja.. apakah Anda baik-baik saja?”
Melihat sosok wanita yang begitu halus dan lemah lembut, penuh kasih sayang dan kepedulian, di detik itu juga Arthur Bremer mengurungkan niatnya membunuh sang Presiden. Karena ia tidak ingin sang wanita yang polos tersebut melihat sebuah pemandangan pembunuhan yang mengerikan. Ia tidak ingin wanita tersebut melihatnya melakukan pembunuhan yang sadis.
Ini adalah kisah nyata yang ditulis Arthur Bremer sendiri dalam buku hariannya, yang lalu diterbitkan dengan judul An Assasin’s Diary. Dan ini sudah menjadi kisah klasik untuk menunjukkan betapa kekuatan sifat feminin wanita bisa menaklukan pria yang paling sadis sekalipun.
Untuk menaklukkan pria manapun, wanita harus memiliki hal ini: sifat feminin.
Sifat feminin ini yang sangat jarang sekali saya temukan.
Sifat ceria dan percaya diri namun penuh cinta kasih, penyayang, penyabar, perawat, pengalah, menghargai orang lain, penuh simpati dan empati, halus dan lemah lembut baik dari pembawaan maupun tutur kata. Dan semua ini terlihat dan bisa dirasakan dari cara dia berpakaian, cara berjalan atau duduk, cara berbicara, caranya menyentuh, ah.. semuanya terlihat begitu anggun, gemulai dan cantik!
Sifat feminin yang saya temukan pada ibu saya, pada nenek saya, pada ibu guru SD saya, dan pada setiap wanita yang saya kagumi. Karena itulah maka dikatakan setiap pria akan selalu mencari sosok wanita yang seperti ibunya. Tapi sebenarnya, bukan sosok seperti ibunya yang dicari, melainkan sosok wanita yang memancarkan sifat feminin yang sama.
Masalahnya, di jaman ini, di mana setiap wanita ingin menjadi Carrie Bradshaw dan Paris Hilton serta menjadi seorang wanita super yang tidak membutuhkan pria , mencari wanita yang memiliki sifat feminin di atas itu seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami. Makanya wanita yang memiliki sifat feminin seperti itu sudah pasti menjadi rebutan setiap pria yang mengenalnya. Saya yakin para pria yang membaca tulisan ini pun akan mengangguk setuju..
Wanita yang memiliki sikap egois, kompetitif, kasar, selalu ingin mengatur dan memegang kendali, dan tidak butuh pria, akan menjadi wanita yang maskulin. Dan wanita yang maskulin hanya akan menarik pria-pria yang feminin, yang cengeng, tunduk pada wanita, tidak memiliki pendirian, terlalu sensitif dan emosional. Akibatnya Anda akan merasa cepat bosan dan ilfil. Karena memang pada dasarnya, naluri wanita membutuhkan pria yang maskulin yang dominan. Anda tidak bisa melawan kodrat Anda.
Kalaupun ada pria maskulin yang tertarik pada Anda, maka di dalam hubungan tersebut pasti terjadi perang perebutan kekuasaan. Karena pria maskulin tidak akan pernah tunduk pada wanita dan mengerti bahwa tugas seorang pria adalah menjadi pemimpin, tapi Anda ingin merebut peran tersebut. Karena itu Anda akan selalu berkelahi, bertengkar dengannya dan saling menyakiti. Saya yakin Anda pernah mengalami hal ini.
Agar sebuah hubungan romansa bisa berjalan dengan harmonis, tidak bisa ada dua sifat yang sama dalam sebuah hubungan, tidak bisa maskulin-maskulin atau feminin-feminin. Bahkan dalam hubungan homoseksual sekalipun selalu ada maskulin dan feminin. Yin dan Yang. Ini adalah hukum alam semesta yang tidak bisa dipatahkan, bahkan oleh feminisme sekalipun. Justru karena feminisme berusaha melawan hukum ini makanya ada begitu banyak disharmoni yang terjadi.
Apabila Anda masih tidak mengerti apa bedanya feminin dan feminisme, maka silakan membaca artikel saya. Feminin adalah sifat kewanitaan yang saya jabarkan di atas, sedangkan feminisme justru melawan semua itu dan mendorong wanita untuk menjadi seperti pria.
Jangan salah persepsi. Saya tidak menganjurkan Anda untuk menjadi wanita bodoh tidak bersekolah, tidak memiliki pendirian sendiri, bersedia ditindas, dan tidak boleh mengejar karir. Sama sekali tidak!
Menjadi feminin tidak ada hubungannya dengan semua itu.
Menjadi feminin adalah menjadi wanita yang sesungguhnya. Menjadi diri Anda yang sesungguhnya. Menjadi feminin adalah soal hati dan jiwa Anda sebagai seorang wanita.
Masih ingat ketika Anda pertama kali jatuh cinta? Mungkin saat Anda duduk di SMP atau SMA. Bagaimana rasanya? Indah sekali bukan? Hati Anda terasa hangat dan berbunga-bunga. Ketika bersamanya, Anda duduk dengan manis, tersipu malu, senyum Anda begitu lepas dan cantik, tutur kata Anda halus dan lembut. Anda begitu murni dan polos. Siapapun yang melihat Anda pasti dapat merasakan aura feminin yang memancar bersinar.
Anda merasa menjadi wanita yang sesungguhnya saat itu.
Dan memang betul. Anda telah menjadi seorang wanita. Saya tidak berbicara tentang saat jatuh cinta saja. Saya berbicara tentang saat di mana Anda jujur pada hati dan jiwa Anda sebagai seorang wanita. Ketika Anda jujur pada diri Anda sendiri, maka sifat feminin yang selama ini ada dalam diri Anda akan meluap keluar. Karena wanita adalah feminin, dan feminin adalah wanita. Anda diciptakan seperti itu.
Dan itu adalah hal yang luar biasa! Anda pun tahu. Itu sebabnya Anda seringkali membayangkan masa-masa ketika Anda masih polos dahulu di mana Anda belum merasa kesepian akibat memasang tembok tebal sebagai pertahanan terhadap pria agar Anda tidak menderita sakit hati lagi. Masa-masa di mana Anda berkhayal menjadi pengantin cantik dan menjadi ibu rumah tangga dengan keluarga yang hangat penuh cinta dan anak-anak yang lucu.
Dan saya tahu, setiap wanita sampai hari ini tetap menginginkan hal itu. Itu adalah hal terbaik yang bisa didapatkan oleh seorang wanita. Bukan uang, bukan karir, bukan sepatu Prada atau tas Louis Vuitton, tapi menjadi wanita sejati sesuai kodratnya.
Tapi Anda telah lama melupakan perasaan tersebut. Anda telah lama meninggalkan sifat feminin Anda dan menggantinya dengan fun, fearles female ala Cosmopolitan yang hedonis dan egois. Anda telah merubah mimpi Anda menjadi ibu rumah tangga yang bahagia menjadi wanita karir yang sukses tapi kesepian.
Wanita yang membuang sifat femininnya sudah pasti tidak akan bisa bahagia.
Karena dia melawan dirinya sendiri sebagaimana dia telah diciptakan.
Sungguh absurd rasanya apabila saya harus mengajarkan bagaimana caranya menjadi feminin, karena seharusnya Anda lebih tahu daripada saya. Demi Tuhan, Anda seorang wanita! Harusnya Anda yang mengajari saya!
Tapi apabila saya yang seorang pria bisa berbicara panjang lebar seperti ini untuk mengajari Anda tentang menjadi feminin, bukankah itu membuktikan betapa kacaunya dinamika sosial kita sekarang? Saya harap para wanita menjadi malu karenanya dan melakukan sesuatu untuk memperbaikinya.
Satu hal yang harus saya tekankan: Feminin tidak sama dengan cantik dan seksi.
Karena feminin adalah sifat, maka feminin bukan dinilai dari penampilan. Yah memang Anda bisa terlihat lebih feminin dengan berpenampilan tertentu, seperti berambut panjang dan memakai gaun. Tapi itu sama saja seperti seorang pria yang melatih tubuhnya hingga macho berotot tapi sama sekali tidak maskulin, cengeng dan tidak bisa mengambil keputusan. Wanita yang memiliki sifat feminin pasti akan berpenampilan feminin. Tapi tidak sebaliknya.
Pria yang maskulin dan berkualitas mungkin akan tertarik di awal-awal ketika melihat wanita yang berpenampilan cantik nan feminin. Namun ketika mengetahui bahwa itu hanyalah topeng dan alat manipulasi belaka untuk mendapatkan kepuasan ego ketika mendapat perhatian pria, mereka akan pergi meninggalkan wanita tersebut. Pria sejati luar dalam menginginkan wanita sejati luar dan dalam pula.
Apakah Anda wanita sejati luar dan dalam?
Seluruh tulisan kali ini berisi konsep yang saya harap dapat membuat Anda berpikir kembali mengenai sifat feminin wanita. Mungkin tidak kongruen dengan judulnya, tapi jangan khawatir karena saya akan menulis tentang cara-cara menaklukan pria dengan menjadi feminin di postingan berikutnya.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar